Nama :
Oktaviani Anjasari
NPM :
56413767
Kelas :
4IA24
CLOUD
COMPUTING
Pengertian
Komputasi awan (Cloud Computing)
Komputasi awan (Cloud
Computing) adalah di mana informasi secara permanen tersimpan di server di
internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna atau client
seperti desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld,
sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Cloud Computing
(Komputasi awan) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan
pengembangan berbasis Internet (awan). Awan (cloud) adalah metefora dari
internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan
komputer.
Komputasi awan (Cloud
Computing) adalah suatu konsep umum tren teknologi terbaru lain yang dikenal
luas mencakup SaaS, Web 2.0 dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap
Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google
Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu
penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam
Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang
disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait
teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat
Internet (di dalam awan) tanpa
mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali
terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.
Sejarah
Cloud Computing
Konsep awal Cloud
Computing muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh John McCarthy yang berkata
“komputasi suatu hari nanti akan menjadi sebuah utilitas umum” ide dari cloud
computing sendiri bermula dari kebutuhan untuk membagikan data untuk semua
orang di seluruh dunia. Mohamed J.C.R Licklider, pencetus ide ini, menginginkan
semua orang untuk dapat mengakses apa saja di mana saja. Dengan munculnya grid
computing, cloud computing melalui internet menjadi realitas.
Cloud computing adalah
sebuah mekanisme dimana kemampuan teknologi informasi disediakan bukan sebagai
produk, melainkan sebagai layanan berbasis internet yang memungkinkan kita
“meenyewa” sumber daya teknologi informasi (software, processing power,
storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita
dan membayar yang digunakan oleh kita saja.
Cloud computing merupakan
evolusi dari vrtualization,service oriented architecture, autonomic dan utily
computing. Cara kerja dari cloud computing bersifat transparan, sehingga end-user
tidak perlu pengetahuan, control akan, teknologi insfratuktur dari cloud
computing untuk dapat menggunakannya dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka
.merka hanya perlu tahu bagaimana cara mengaksesnya.
Cloud computing adalah
hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya terjadi fenomena grid computing,
virtualisasi, application service provision (ASP) dan Software as a Service
(SaaS). Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global sendiri
dimulai pada tahun ‘60-an. Saat itu muncul “Intergalactic computer network”
oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan ARPANET
(Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969. Beliau memiliki
sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa
mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun. Menurut Margaret
Lewis, Direktur Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa
yang kini kita disebut dengan cloud computing”. Para pakar komputasi lainnya
juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang
menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur
publik, sama seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun ‘60-an.
Semenjak tahun ‘60-an,
cloud computing telah berkembang berdampingan dengan perkembangan Internet dan
Web. Namun karena terjadi perubahan teknologi bandwidth yang cukup besar pada
tahun 1990-an, maka Internet lebih dulu berkembang dibanding cloud computing.
Dan kini teryata terlihat bahwa pendorong utama cloud computing adalah karena
adanya revolusi Internet. Salah satu batu loncatan yang cukup drastis adalah
dengan adanya Salesforce.com di tahun 1999, yang merupakan pencetus pertama
aplikasi perusahaan dijalankan melalui Internet. Perkembangan berikutnya adalah
adanya Amazon Web Services di tahun 2006, di mana dengan teknologi Elastic
Compute Cloud (EC2), terdapat situs layanan web yang di komersialkan yang
memungkinkan perusahaan kecil dan individu untuk menyewa komputer atau server,
agar dapat menjalankan aplikasi komputer mereka.
Batu lompatan besar
lainnya datang di tahun 2009 dengan Web 2.0 mencapai puncaknya. Google dan
lainnya memulai untuk menawarkan aplikasi browser-based untuk perusahaan besar,
seperti Google Apps. “Kontribusi yang paling penting dari komputasi cloud
adalah munculnya “killer apps” dari penguasa teknologi seperti Microsoft dan
Google. Ketika perusahaan tersebut mengirimkan layanan dalam bentuk yang mudah
untuk di konsumsi, efek penerimaannya menjadi sangat luas”, menurut Dan
Germain, Chief Technology IT provider Cobweb Solution. “Faktor utama lainnya
yang mempengaruhi berkembangnya komputasi cloud antara lain matangnya teknologi
visual, perkembangan universal banwidth berkecepatan tinggi, dan perangkat
lunak universal”, menurut Jamie Turner sang pelopor komputasi cloud. Turner
menambahkan, “cloud computing sudah menyebar luas hingga kepada para pengguna
Google Doc. Kita hanya dapat membayangkan betapa besarnya ruang lingkup yang
sudah di capai. Apa saja dapat di lakukan dan dikirimkan melalui cloud”.
Jenis – Jenis Layanan pada Cloud
Computing
1. Software as a Service (SaaS)
2. Platform as a Service (PaaS)
3. Infrastructure as a Service (IaaS)
Dibawah ini kita bahas,
masing-masing jenis layanan diatas:
·
Software as a Service (SaaS) adalah
layanan dari Cloud Computing dimana kita tinggal memakai software(perangkat
lunak) yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa
berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email publik (Gmail,
YahooMail, Hotmail, dsb), social network(Facebook, Twitter, dsb) instant
messaging (YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang
lain. Dalam perkembangan-nya, banyak
perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan menginstall aplikasi
tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa kita nikmati lewat Cloud
Computing.Keuntungan-nya, kita tidak perlu membeli lisensi dan tinggal
terkoneksi ke internet untuk memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang
sekarang kita bisa nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati
lewat Adobe Creative Cloud, dsb.
·
Platform as a Service (PaaS) adalah
layanan dari Cloud Computing dimana kita menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya
(sistem operasi, network, databbase engine, framework aplikasi, dll), untuk
menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita tidak perlu pusing untuk menyiapkan
“rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang kita buat
bisa berjalan dengan baik di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini
menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misal-nya kita
sewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita sewa, tanpa
peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan-nya. Yang penting, kita
bisa nyaman tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman,
tinggal cabut dan pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanan-nya. Contoh
penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional hosting-pun merupakan
contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai pengembang bisa
fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional dari
“rumah” untuk aplikasi yang kita buat.
·
Infrastructure as a Service (IaaS) adalah
layanan dari Cloud Computing dimana kita bisa “menyewa” infrastruktur IT
(komputasi, storage, memory, network dsb). Kita bisa definisikan berapa
besar-nya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage) , memory (RAM),
bandwith, dan konfigurasi lain-nya yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini
adalah menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer ini
disewa kita bisa menggunakan-nya terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa
install sistem operasi dan aplikasi apapun diatas-nya. Contoh penyedia layanan
IaaS ini adalah: Amazon EC2, Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud,
dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik,
dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa kita rubah (scale up/scale down)
dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan
beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage dsb dengan segera.
Arsitektur
Cloud Computing
Ketika berbicara tentang sistem cloud
computing, akan memudahkan jika kita membaginya menjadi dua bagian: front end
dan back end. Mereka terhubung satu sama lain melalui jaringan, biasanya
Internet. Front end adalah sisi pengguna komputer, atau klien. Back end adalah
“awan” dari sistem.
Front end termasuk komputer klien (atau
jaringan komputer) dan aplikasi, diperlukan untuk mengakses sistem cloud
computing. Tidak semua sistem cloud computing memiliki antarmuka pengguna yang
sama. Layanan seperti e-mail berbasis Web memanfaatkan browser Web yang ada
seperti Internet Explorer atau Firefox. Pada sistem lain ada yang memiliki
aplikasi unik yang menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di back end sistem adalah berbagai komputer,
server, dan sistem penyimpanan data yang menciptakan “awan” layanan komputasi.
Secara teori, sebuah sistem cloud computing dapat mencakup hampir semua program
komputer yang dapat Anda bayangkan, dari pengolahan data sampai video game.
Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki dedicated server sendiri.
Sebuah server pusat mengelola sistem,
pemantauan lalu lintas dan permintaan
klien untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Ini mengikuti serangkaian
aturan yang disebut protokol dan menggunakan software khusus yang disebut
middleware. Middleware memungkinkan jaringan komputer untuk berkomunikasi satu
sama lain. Sering kali, server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti
ada daya pemrosesan yang tidak terpakai akan sia-sia. Oleh karena itu, memungkinkan
untuk memanipulasi sebuah server fisik dengan berpikir bahwa itu sebenarnya
terdiri dari beberapa server, masing-masing berjalan dengan sistem operasi yang
mandiri. Teknik ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output
dari setiap server, virtualisasi server dapat mengurangi kebutuhan server
secara fisik.
Jika sebuah perusahaan cloud computing
memiliki banyak klien, ada kemungkinan permintaan ruang penyimpanan akan
menjadi tinggi. Beberapa perusahaan memerlukan ratusan perangkat penyimpanan
digital. Sistem cloud computing membutuhkan setidaknya dua kali jumlah
perangkat penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan semua data klien yang
tersimpan. Itu karena perangkat ini, seperti semua komputer, kadang-kadang
rusak. Sebuah sistem cloud computing harus membuat salinan semua data klien dan
menyimpannya pada perangkat lain. Membuat salinan data sebagai cadangan disebut
redundancy.
Aplikasi
Cloud Computing
Penerapan cloud computing secara praktis
adalah tak terbatas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud computing bisa
mengeksekusi semua program seperti sebuah normal komputer bekerja. Secara
potensial, segala sesuatu mulai dari perangkat lunak pengolah kata yang umum
untuk program komputer yang dirancang khusus untuk sebuah perusahaan tertentu
bisa bekerja pada sistem cloud computing.
Mengapa orang-orang ingin mengandalkan
sistem dari komputer lain untuk menjalankan program dan menyimpan data? Berikut
adalah beberapa alasannya:
· Klien
akan dapat mengakses aplikasi dan data dari mana saja setiap saat. Mereka bisa
mengakses sistem cloud computing menggunakan komputer yang terhubung ke
Internet. Data tidak terbatas pada hard drive di komputer satu pengguna saja
atau di jaringan internal suatu perusahaan.
· Ini
bisa membuat biaya hardware turun. Sistem cloud computing akan mengurangi
kebutuhan akan hardware canggih pada sisi klien. Anda tidak perlu membeli
komputer tercepat dengan memori besar, karena sistem “cloud” akan mengurus
kebutuhan tersebut bagi Anda. Sebaliknya, Anda bisa membeli sebuah terminal
komputer murah. Terminal ini bisa
mencakup monitor, perangkat input seperti keyboard dan mouse, dan cukup
kekuatan prosesor untuk menjalankan middleware yang diperlukan untuk terhubung
ke sistem “cloud”. Anda tidak akan membutuhkan hard drive dengan kapasitas
besar karena Anda akan menyimpan semua informasi Anda pada komputer remote.
· Perusahaan
yang mengandalkan komputer harus memastikan bahwa mereka memiliki software yang
tepat untuk diterapkan guna mencapai tujuan. Sistem cloud computing memberikan
organisasi-organisasi tersebut akses seluruh perusahaan ke aplikasi komputer.
Perusahaan tidak perlu membeli satu set perangkat lunak atau lisensi perangkat
lunak untuk setiap karyawan. Sebaliknya, perusahaan bisa membayar biaya meteran
ke perusahaan cloud computing.
· Server
dan perangkat penyimpanan data digital memakan tempat. Beberapa perusahaan
menyewa ruang fisik untuk menyimpan server dan database karena mereka tidak
memiliki ruangan tersebut di kantor mereka. Cloud computing memberikan perusahaan-perusahaan
pilihan untuk menyimpan data pada hardware orang lain, menghilangkan kebutuhan
untuk ruang fisik di front end.
· Perusahaan
bisa menghemat uang untuk kebutuhan IT. Efisiensi hardware akan terjadi, secara
teori, akan memiliki masalah lebih sedikit daripada jaringan mesin yang
heterogen dan sistem operasi.
· Jika
back end sistem cloud computing adalah sistem komputasi grid, maka klien bisa
mengambil keuntungan dari kekuatan pemrosesan seluruh jaringan. Seringkali,
para ilmuwan dan peneliti bekerja dengan perhitungan kompleks sehingga butuh
waktu tahunan untuk masing-masing komputer untuk menyelesaikan hal tersebut.
Pada sistem komputasi grid, klien bisa mengirim perhitungan ke “awan” untuk
diproses. Sistem “cloud” akan memanfaatkan kekuatan pengolahan semua komputer
yang tersedia di back end, sehingga secara signifikan mempercepat perhitungan.
Kekhawatiran
Cloud Computing
Mungkin kekhawatiran terbesar tentang
cloud computing adalah keamanan dan privasi. Ide menyerahkan data penting ke
perusahaan lain mengkhawatirkan untuk beberapa orang. Eksekutif perusahaan
mungkin ragu untuk mengambil keuntungan dari sistem cloud computing karena
mereka tidak dapat menyimpan informasi perusahaan mereka di tempat terkunci.
Argumen kontra untuk posisi ini adalah
bahwa perusahaan yang menawarkan layanan cloud computing, hidup dan matinya
adalah berdasarkan reputasi mereka. Ini menguntungkan perusahaan-perusahaan
untuk memiliki langkah-langkah keamanan yang handal pada tempatnya. Jika tidak,
layanan tersebut akan kehilangan semua klien. Hal itu dalam kepentingan mereka
untuk menggunakan teknik yang paling canggih untuk melindungi data klien
mereka.
Privasi adalah hal lain. Jika klien dapat
login dari lokasi manapun untuk mengakses data dan aplikasi, mungkin privasi klien
bisa dikompromikan. Perusahaan cloud computing harus mencari cara untuk
melindungi privasi klien mereka. Salah satu cara adalah dengan menggunakan
teknik otentikasi seperti nama pengguna dan password. Lain adalah dengan
menggunakan format otorisasi – setiap pengguna hanya dapat mengakses data dan
aplikasi yang relevan dengannya atau pekerjaannya.
https://pranoto0512.wordpress.com/rted/pengertian-komputasi-awan-cloud-computing/http://www.cloudindonesia.or.id/apa-itu-cloud-computing.html